M Rizqi Fiqih Thalib - RK - Tugas 3 : Analisis MCAS

 MCAS ( Maneuvering Characteristics Augmentation System )



    MCAS adalah fitur yang baru ada di pesawat Boeing 737-8 (MAX) untuk memperbaiki karakteristik angguk, yaitu pergerakan pada bidang vertikal pesawat pada kondisi flap up, manual flight tanpa auto pilot, dan AOA tinggi. Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver adalah program stabilisasi penerbangan yang dikembangkan oleh Boeing yaitu Fitur otomatisasi yang dimaksud adalah Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Fitur ini bekerja secara otomatis, meski pesawat terbang manual (autopilot mati) dan sistem ini MCAS Sistem ini akan aktif saat, Angle of attack besar, Autopilot off, Flap (sirip tambahan di sayap) tidak menjulur keluar, berbelok terlalu tajam (miring). 

    Sistem ini MCAS adalah sebuah perangkat lunak yang diduga menjadi penyebab utama kecelakaan Lion Air dan Ethiopean Airlines. Pada tanggal 29 Oktober 2018, Insiden Lion Air terjadi, pesawat 737 MAX 8 jatuh pada perairan laut Jawa setelah 13 menit lepas landas. keseluruhan 189 penumpang dan kru dinyatakan tewas, insiden ini adalah insiden pertama pesawat Boeing 737-MAX. Selang 5 bulan tepatnya tanggal 10 Maret 2019 insiden melibatkan pesawat model ini terjadi lagi pada Ethiopian Airlines setelah 6 menit lepas landas. Semua 149 penumpang dan 8 kru tewas pada tempat padahal pesawat tersebut pada waktu itu baru berumur 4 bulan. The Guardian melaporkan "Penerbangan memiliki kecepatan vertikal yang tidak stabil setelah lepas landas", berdasarkan tweet dari layanan pelacakan penerbangan Flightradar24. 

    Jatuhnya pesawat ini diduga disebabkan oleh adanya sistem baru pada Boeing model tersebut yaitu MCAS. MCAS akan menggerakkan horizontal stabilizer ke atas sebesar 0,27 derajat oer detik. Sudut terbesar yang bisa dibuat adalah 2,5 derajat yang membutuhkan waktu 9,26 detik. Sistem ini baru akan non-aktif saat angle of attack mengecil, atau pilot meng-override (mengambil alih kendali) dengan cara manual trim. Oleh karena itu, rekomendasi Boeing yag terbit setelah kecelakaan JT610 menyebut, jika terjadi anomali angle of attack, pilot diminta mengatur trim sendiri, baik dari tombol elektrik di setir pesawat, atau manual dengan memutar roda trim.

Identifikasi Kebutuhan

Functional Requirements: 

- Menormalkan kondisi angle stabilizer pesawat dengan menggerakan ke atas

- Menurunkan hidung pesawat untuk mereduksi risiko stalling

- Mengaktivasi sistem secara otomatis apabila identifikasi angle of attack besar, flap tidak menjulur keluar, dan berbelok terlalu tajam. 

- Melakukan deaktivasi saat dioverride dengan manual trim, atau angle of attack mengecil


Non-Functional Requirements: 

Reliability : Critical failure time dari MCAS harus sangat minim, dan operasi dari penggunaan MCAS harus stabil. 

- Usability: Pilot harus bisa memahami dan menavigasi sistem control MCAS dengan mudah, dan dapat melakukan prediksi terhadap cara penggunaan fitur apabila masih belum memahami secara penuh. 

Availability : MCAS harus tersedia selama 24/7 selama pesawat sedang dalam pengoperasian, dan dapat teraktivasi secara otomatis apabila dibutuhkan. 

Training & Documentation: Pilot yang akan mengoperasikan pesawat harus memiliki training yang diajarkan kepada mereka untuk dapat menggunakan pesawat yang menggunakan sistem MCAS. 

- Policy and Regulatory: perlu adanya penyesuaian sistem kontrol MCAS dengan regulatory dari FAA (Federal Aviation Administration) 

Permasalahan pada MCAS

- Terjadinya kecelakaan pesawat yaitu jatuhnya pesawat karena pada control system MCAS yang membuat pesawat jatuh tidak adanya dokumentasi dan training dari pihak Boeing untuk para kru pesawat, terutama kepada Pilot, Pilot yang akan mengoperasikan pesawat harus memiliki training yang diajarkan kepada mereka untuk dapat menggunakan pesawat yang menggunakan sistem MCAS. 

Desain Sistem MCAS yang terbilang Buruk seperti : Pertama, sistem dipicu oleh sinyal dari sensor tunggal, baling-baling angle-of-attack (AOA), tanpa redundansi. Kedua adalah bahwa, meskipun MCAS seharusnya aktif dalam keadaan ekstrim yang jarang terjadi, desain memungkinkannya untuk aktif berulang kali jika baling-baling AOA tetap rusak. Ketiga, sistem diberi otoritas yang tidak perlu. MCAS dapat menggerakkan ekor horizontal untuk mendorong hidung jet ke bawah dengan kekuatan yang cukup untuk mengatasi perintah yang berlawanan dari pilot yang menarik kembali kolom kontrol. Keempat, Boeing berasumsi bahwa pilot akan menyadari apa yang salah dan bereaksi dengan tepat dalam waktu empat detik

- Pada Sistem MCAS ini kurang adanya tahap Testing yang tepat, bahwa testing yang dilakukan pada pesawat Boeing 737 Max dilakukan dengan cepat dan dipenuhi dorongan dari manager untuk mempercepat proses analisis dan membatasi satefy testing , dan juga teknisi yang bekerja pada desain MCAS kepada pihak atas diabaikan dikarenakan ingin perubahan yang minimal untuk mereduksi harga produksi. 

Refrensi :






Komentar

Postingan populer dari blog ini

M Rizqi Fiqih Thalib - RK - Tugas 7 : Pembuatan Spesifikasi Sistem Kasir

M Rizqi Fiqih Thalib - Tugas 1 - Rekayasa Kebutuhan